Ada Apa dengan Kelud

Indonesia berduka lagi, belum selesai berita letusan Sinabung di Sumatera, luapan banjir di Jakarta, kini Kelud pun ikut menyemburkan material yg sudah 7 tahun dikandungnya sejak erupsi terahir tahun 2007. Gunung Kelud adalah salah satu gunung vulkanik aktif tipe A yang terletak di kawasan kabupaten Kediri, Jawa Timur. Sampai letusan kemarin, Kelud tercatat sudah erupsi sebanyak 7 kali sejak awal tercatat meletusnya di tahun 1901. Namun, pola meletus Kelud tetap tidak bisa diprediksi, setidaknya begitu informasi yang dek Ann dapat hasil pantauan berita di televisi. Kelud bisa saja meletus tiba-tiba. Baru saja kemarin siang dek Ann melihat simulasi evakuasi dilakukan tim di desa yang diwajibkan untuk pindah jika Kelud meletus, eh malamnya ternyata benar saja, Kelud akhirnya memuntahkan isinya, membuat warga mengungsi, udara penuh hujan kerikil dan abu, dan di langit malam sesekali terlihat kilatan lava merah. Alam Indonesia seakan kembali menunjukkan amarah.

Sekilas tentang Kelud dan Pengalaman dek Ann
Gunung Kelud sendiri punya legenda yang unik, legenda tentang penolakan cinta Dewi Kilisuci yang terkenal cantik terhadap lamaran dua raja; Mahesa Suro dan Lembu Suro yang berwajah kerbau dan lembu. Untuk menolak lamaran keduanya, Dewi Kilisuci mensyaratkan hal yang menurutnya mustahil dilakukan, yaitu membuat sumur berbau amis dan wangi dalam satu malam saja. Karena sakti, keduanya mampu menyanggupi permintaan sang Dewi. Dewi Kilisuci tak habis akal, ia menyuruh kedua raja tersebut untuk membuktikan bahwa sumur2 tersebut benar amis dan wangi. Akhirnya keduanya terjun ke masing-masing sumur mereka, dewi pun memerintahkan rakyatnya untuk menimbun mereka saat masuk ke dalam sumur, namun sebelum mati, Kerto Suro pun sempat mengutuk daerah-daerah kekuasaan dewi Kilisuci. Setidaknya begitulah yang sempat dek Ann ingat dari hasil baca air magz nya Lion Air dalam perjalanan pulang ke Aceh hari Selasa 11 Februari 2013.

Gunung Kelud, sebelum statusnya meningkat akhir-akhir ini, adalah salah satu tempat wisata di Kediri yang ramai dikunjungi wisatawan. Saat belajar di Kampung Inggris Pare setahun lalu, dek Ann sempat berwisata ke Kelud bersama teman-teman Acomp (Aceh Community in Pare).

Perjalanan ke Kelud tidak terlalu jauh apalagi kami disuguhi oleh pemandangan hijau saat mobil ELF yang kami sewa mulai memasuki kawasan wisata Kelud. Saat perjalanan, ada suatu titik dimana terdapat misteri benda melawan gravitasi, benda bergerak naik padahal di tanjakan, bukan turunan, namun karena saat itu hujan, kami tidak sempat menyaksikan keajaiban dengan melakukan simulasi, hanya mendengar cerita dari pak Supir saja. Penjelasan ilmiah mengenai hal ini pun belum sempat dek Ann temukan.

Tidak perlu khawatir lapar di Kelud karena sesampainya di sana ada beberapa warung yang selalu buka, menyajikan berbagai santapan yang mengenyangkan dan minuman yang menghangatkan. Bagi yang muslim, di Kelud juga ada mushalla, tempat wudhu, dan toilet.

Setelah melakukan ritual isi bahan bakar perut dan shalat plus ritual narsisme a.k.a poto2 di tugu kecil disana, kami menyusuri terowongan gelap dengan sedikit penerangan. Konon, terowongan ini dibuat oleh Belanda sebagai lorong aliran lahar saat Kelud meletus.

Keluar dari lorong, kami menuju anak Gunung Kelud. Memang kelihatan sekali saat itu Kelud masih aktif, ada cahaya kemerahan dan asap yang keluar dari sela-sela tumpukan batu material vulkanik tersebut.

Selanjutnya, kami menaiki anak tangga menuju puncak Menara Pandang dan menyaksikan dari atas sana betapa agung dan indahnya ciptaan Allah. Saat mendaki anak tangga, masih terlihat sedikit sisa danau kehijauan di samping Anak Kelud, semakin ke atas semakin kita merasa kecil saja, kita bukan apa-apa jika tak bertaqwa pada-Nya, hanya seonggok daging kecil dalam luasnya semesta. Kalau sempat bermalam di puncak, lebih indah lagi karena cahaya lampu yang menerangi jalan akses ke Kelud terlihat meliuk bercahaya bagai ular raksasa, sayangnya saat itu kami tidak berencana demikian karena cuaca sangat dingin.

Setelah puas dari atas puncak, kami turun lagi dan kemudian menuju pemandian air panas dengan menuruni anak tangga yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan anak tangga menuju puncak, turunnya sih asik yak, nah pas naik kembali itu terasa sekali lelahnya. Memang ada alternatif lain jika kita tidak sanggup lagi naik, yaitu menumpang ojek. Pemandian air panas ini sendiri terdiri dari beberapa kolam dengan suhu yang berbeda-beda, kalau baru-baru kesana sih mendingan berendam di kolam yang airnya sudah bercampur antara mata air panas dan air sungai sejuk yang juga mengalir di sekitar pemandian.

Wisata Kelud juga menawarkan flying fox, namun kami tidak sempat mencobanya.

Kelud Sekarang
Seingat dek Ann udah banyak pemberitaan sejak akhir Januari mengenai status Kelud yang semakin meningkat dan saat itu dek Ann masih di Kampung Inggris (second visit). Namun dek Ann dan teman-teman tidak terlalu takut karena dalam berita daerah yang terkena imbas adalah beberapa desa yang agak jauh dari Pare. Dek Ann pun berencana pulang ke Aceh tanggal 15 Februari terkait rekrutmen beasiswa, bukan karena status Kelud. Tanggal 15 sendiri adalah tanggal pengumuman seleksi tahap pengumpulan berkas. Jadi, semua berkas yang diperlukan sudah dek Ann kirimkan ke Aceh biar nanti mamak saja yang megumpulkan.

Namun, seperti sebuah alur yang sudah diatur Allah, setelah pengumuman kelulusan online, dek Ann harus segera pulang untuk mengumpulkan berkas, sebab berkas yang diminta juga harus membawa ijazah, transkrip, serta KTP asli yang pada saat itu ada bersama dek Ann di Pare.

Akhirnya tanggal 11 Februari dek Ann terbang ke Aceh. Selang dua hari, persisnya tadi malam saat ingin tidur, dek Ann mengecek twitter, ternyata Kelud sudah erupsi, dek Ann langsung flashback ke kejadian2 beberapa hari yang lalu, Allah seperti memberi petunjuk untuk dek Ann, bahwa dek Ann memang harus pulang. Material letusan Kelud, seperti pasir, kerikil, dan debu ternyata sampai juga ke Kampung Inggris, sempat adanya pemadaman listrik. Dentuman Kelud pun ikut terdengar. Ya Allah, dalam saat yang bersamaan dek Ann bersyukur sekaligus khawatir dengan teman-teman dek Ann di sana yang sudah dek Ann anggap seperti saudara sendiri. Untung saja sinyal komunikasi handphone bagus, jadi dek Ann bisa terus update informasi teman2 di sana sambil terus berdoa agar mereka baik-baik saja. Televisi pun menjadi satu-satunya media yang dek Ann pantengin terus malam itu hingga pukul 01.20, setelah cukup yakin kalau Pare, selain terkena debu, termasuk daerah aman, dek Ann memutuskan untuk tidur.

Esok paginya teman dek Ann sebut saja namanya Fitri mengirimkan foto-foto kosan, benar saja, abu dimana-mana, pohon hijau sudah tertutup abu, genteng bapak persewaan sepeda Jack dan tempat cuci n jemuran sudah tertutup abu vulkanis, begitu juga jalanan.

Dek Ann terus pesan ke teman-teman di sana untuk selalu memakai masker dan jaga makanan. Memang mungkin erupsi akan berhenti, tapi dampaknya terhadap udara masih ada, kurang sehat, jika memungkinkan pulang saja. Itu sih saran dek Ann. Nanti kan bisa kembali lagi kapan-kapan.

Meskipun demikian, ternyata akses untuk pulang pun sepertinya agak susah, jalur darat susah digunakan karena aspal tertutup abu seperti salju menutup jalan-jalan di Eropa saat musim dingin, begitu juga jalur udara, jarak pandang yang terganggu menyebabkan bandara Juanda, Adi Sucipto, dan bandara di Malang tutup. Hmm, sekali lagi, sepertinya Allah memang sudah menskenariokan agar dek Ann pulang lebih cepat, jika tanggal 15, belum tentu dek Ann bisa pulang. Semoga masalah transportasi ini cepat selesai sehingga teman-teman yang ingin pulang bisa secepatnya meninggalkan Pare.

Sekarang, yang bisa dek Ann lakukan adalah terus berdoa agar keadaan di pulau Jawa sana terkait bencana Kelud, juga banjir, cepat terselesaikan, cepat kembali seperti sedia kala, dan agar semua saudara di sana selalu dalam lindungan-Nya... aamiiin
-------------------------------
  Begitulah sekelumit kisah dek Ann tentang Kelud, semoga dalam waktu dekat, Kelud sudah kembali normal, statusnya aman, sehingga bisa menjadi objek wisata lagi. Semoga teman-teman di Kampung Inggris juga tidak kurang suatu apapun sehingga mudah dalam melaksanakan ibadah dan kegiatan positif lainnya dalam mencapai cita-cita.

Comments

Popular posts from this blog

Ngopi Penuh Sensasi

5 Langkah Mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba di Banda Aceh

Hari Pertama Kerja