10 Tahun Tsunami Aceh: Surat Untuk Ayah
Sepuluh tahun lalu masih terekam kuat di ingatku selalu terpatri lekat di sanubariku tentang kisah terakhirku bersamamu terik matahari hari itu seolah ikut menjadi saksi tentang kasih sayang yang kau beri tentang cinta seorang ayah untuk sang putri pagi itu engkau terlihat kecewa mendapatiku masih tertidur belum terkumpul nyawa lalu berkata agar aku tak lagi mengulang hal yang sama sebagai seorang siswi sekolah agama sudah seharusnya aku tidak shalat subuh di waktu dhuha kukira itu adalah pesan harian yang mungkin akan kudengar lagi di lain hari jika aku terlambat lagi menyambut pagi namun ternyata tak kan pernah ada lagi pesan itu atau pesan lainnya meski hal sama terulang kembali karena setelahnya kita terpisah oleh sebuah takdir Allah melalui gulungan ombak air laut yang marah menghilangkan jejakmu tanpa arah Ayah sungguh sepuluh tahun sudah aku tak pernah menatap wajah teduhmu selain dalam foto dan bunga tidurku sepuluh tahun pula aku kehilangan cerita-ce