Posts

Showing posts from February, 2017

Begini Sekali Ya

Now  please tell  me  how  to  be  strong  after  you  stayed  strong  for  a  looooooong  period  but  then  you  have  to  keep  stronger  than  ever? I have broken into pieces but I survived.  However , I am tired, exhausted.

Ghost

Image
Ghost yang akan saya bahas kali ini adalah judul sebuah drakor yang diperankan So Ji Sub . Awalnya saya mengira ini film hantu kayak Master Sun, ternyata Ghost di sini merujuk pada sosok misterius yang terus bekerja dibalik layar. Saya tidak akan membahas bagaimana alur cerita drama ini, tetapi apa yang saya dapat setelah menonton drama tersebut. Well , kesan pertama saya adalah produser drama Korea memang keren, mulai dari drama Sejarah sampai drama detektif begini bisa jadi tontonan menarik yang dikemas dengan apik. Memang ada beberapa scenes yang cacat logika menurut saya. Namun, Ghost telah sukses membuat saya begadang beberapa malam ini karena saya penasaran dengan ceritanya. Drama tersebut, menurut saya, mewakili kejadian di dunia nyata more or less . Bagaimana seorang pengusaha rakus yang apapun motifnya dari dulu hingga sekarang selalu saja ingin menguasai dunia perpolitikan. Dulu, orang-orang penting di suatu negara termasuk kepolisian dan kejaksaan, dalam drama ini

Pertanyaan paling Menyakitkan

Mungkin ketika jomblo ngenes ditanya tentang apa pertanyaan paling menyakitkan, jawabannya adalah ' kapan kawin? '. Meskipun saya jomblo dan mungkin dianggap ngenes, pertanyaan kapan kawin hanya sejenis sh*tty question yang tidak menyakitkan tapi hanya sampai pada level menyebalkan. Lalu, bagaimanakah pertanyaan paling menyakitkan bagi saya? Hmm, saya tidak punya kriteria khusus selain ketika pertanyaan itu terlontar, ada bagian hati saya yang serasa ditusuk kata-kata tajam lidah tak bertulang, dan dunia sekeliling saya dan dia seakan diam sejenak. Ada dua pertanyaan paling menyakitkan yang masih saya ingat sampai sekarang meski kejadiannya sudah lama. Pertama , pertanyaan 12 tahun lalu dari seseorang yang baru mengenal saya satu dua hari. Lantas di suatu malam gelap yang hanya bercahayakan lilin karena listrik padam, sebab tsunami baru saja beberapa hari menghampiri, pada malam itu dia bertanya pada saya setelah melihat saya begitu ceria dan kadang tertawa sesekali mena

#LifeHack: Membuat Sisir Kembali Baru

Sebagai seorang wanita tim rambut diikat atau dikuncir, sisir adalah benda wajib yang harus saya miliki. Namun demikian, dalam waktu pemakaian tertentu, sisir saya menjadi tak enak dipandang dan dipakai karena ada hair debris berwarna abu-abu yang mengendap. Dulu saya membersihkannya dengan sikat gigi bekas pakai dan tusuk gigi, namun tingkat kebersihannya cuma 85-90℅. Belum lagi jika bentuk sisirnya bukan tail comb tapi bentuk paddle brush , makin susah deh ngebersihinnya. Akhirnya suatu hari saya menemukan cara mudah membersihkan sisir rambut. Dan baru hari ini saya mencobanya. Well, IT WORKS !!! Mudah banget lagi. So how to DIY? Ini dia: 1. Rendam sisir yang kalian miliki ke dalam air yang sudah dicampur detergent untuk cuci baju. Saya pakai detergent Daia karena itu yang ada di rumah. Takarannya sesuai selera aja lah. Hehehe 2. Diamkan sekitar 15-20 menit. Kalau bisa posisi sikat sisir paddle brush nya telungkup ke bawah agar terendam dengan baik. 3. Angkat sisirnya,

Selalu Ada Tuhan

Menulis itu candu, setidaknya itu yang sering saya alami dan khusus untuk tulisan lepas seperti ini. Namun lain halnya kalau tulisan ilmiah berat seperti skripsi, tesis, dan disertasi, saya paling anti. :D Setelah dua tulisan selesai, bahkan sudah jam segini, pikiran saya terus minta untuk ditumpahkan ide yang dimilikinya. Jadi, saya berdamai sajalah, toh saya menulis untuk menenangkan pikiran saya, bukan orang lain..hehehe Kali ini saya akan membahas tentang orang-orang jahat yang sombong. Kenapa saya menambah kata sombong? Bukankah jahat saja cukup jelas untuk mengatakan bahwa mereka tidak punya hati? Begini alasannya. Beberapa waktu yang lalu saya dijahati oleh Rangga .  ( Rangga, apa yang kamu lakukan ke saya itu..ja..hat! )  Plakk!! Tepok seRangga!! Soalnya saya bukan Cinta, jadi bukan Mas Rangga yang saya bicarakan. (Ini apa? Okesip, mulai ga fokus, tanda nulis tengah malam). Balik lagi, saya dijahati oleh seseorang yang tidak terpikirkan sebelumnya bahwa dia akan seja

Pinocchio dan Indonesia

Image
Tema blog saya sebenarnya adalah kejadian dalam hidup saya, layaknya sebuah diary. Tapi terkadang saya suka berkomentar tentang keadaan dunia dan mengutarakan pendapat saya jika saya sedang gemas-gemasnya. Well, a lil bit disclaimer before you read more: "saya menulis untuk diri sendiri, bukan orderan. Soal kalian setuju atau tidak, tidaklah menjadi urusan". I think it's clear enough. Damai ya :) Seperti malam ini, sekitar setengah jam yang lalu saya menonton televisi; sebuah kegiatan yang sering saya lakukan saat menghabiskan nasi dan lauknya (who has the same habit as mine?). Kadang saya fokus, kadang hanya untuk mengusir sepi. Ketika fokus, saya menyimak apa yang ada di televisi dan ganti channel saat iklan diputar. Ketika benar-benar fokus, saya tidak akan pindah saluran meski ada pariwara. Ketika mengusir sepi, biasanya pikiran saya menonton 'televisi' imajinasi. Nah, malam ini saya membuktikan bahwa apa yang pernah saya lihat di sebuah drama korea ber

Setelah 12 Tahun

Setelah 12 tahun saya baru menyadari bahwa rasa itu tidak pernah hilang.  Setelah 12 tahun, tadi malam saya baru tahu cerita lengkap sebenarnya, dan saya terluka. Setelah 12 tahun saya tahu kenapa saya tegar selama ini saat bercerita. 12 tahun yang lalu, saya merasakan "kiamat kecil" yang bernama gempa dan tsunami yang memisahkan saya dengan orang yang paling saya kagumi, sayangi, dan banggakan di rumah, ayah. Saya tidak pernah tahu bagaimana jadinya jika saya benar-benar berpisah dengan ayah sebelumnya, tapi ternyata ya beginilah rasanya. Saya mampu, saya kuat tapi saya rapuh di dalam sanubari. Semalam, saya menyadari satu hal lagi kenapa saya begitu pintar menahan air mata saat ditanya tentang tragedi itu. Ternyata selama ini saya bercerita kebanyakan tentang diri saya saja. Tentang seseorang yang mengalami kejadian tersebut, bukan tentang kehilangan saya. Jikalah saya sedikit saja menyentuh rasa kehilangan orang yang paling berharga itu, pasti air mata ini akan sulit