Posts

Showing posts with the label cerita

Catatan Akhir Minggu: Mati Lampu

Sejauh ingatan masa kecil saya, rasanya memang di Aceh ini udah terbiasa dengan mati lampu, bukan lagi hal yang aneh jika tiba-tiba harus padam listrik, tidak ada panik yang tersisa, palingan kesal saja jika ada tugas yang harus diselesaikan. Ada satu kebiasaan lama yg sudah kami tinggalkan jika mati lampu, entah apa penyebabnya. Padahal kebiasaan itu sungguh menyenangkan bagi saya. Dulu, saat mati lampu di malam hari, kami pasti keluar rumah duduk di teras, berkumpul satu keluarga, bercerita tentang apa saja sambil sesekali menghitung bintang hingga lampu menyala. Saya lupa sejak kapan kami berhenti melakukan itu. Ketika saya ingin menghidupkan lagi suasana itu, saya rasa sia-sia. Mungkin mamak lebih memilih tidur karena lelah dan usia beliau lebih menganjurkan untuk istirahat daripada menikmati angin malam. Adik? Apalagi. Boro-boro ngumpul, keluar dari "sarang"nya aja males. Well, mungkin nanti, jika mati lampu masih menjadi tabiat, saya akan mengajak dia mengulang h...

Pertanyaan paling Menyakitkan

Mungkin ketika jomblo ngenes ditanya tentang apa pertanyaan paling menyakitkan, jawabannya adalah ' kapan kawin? '. Meskipun saya jomblo dan mungkin dianggap ngenes, pertanyaan kapan kawin hanya sejenis sh*tty question yang tidak menyakitkan tapi hanya sampai pada level menyebalkan. Lalu, bagaimanakah pertanyaan paling menyakitkan bagi saya? Hmm, saya tidak punya kriteria khusus selain ketika pertanyaan itu terlontar, ada bagian hati saya yang serasa ditusuk kata-kata tajam lidah tak bertulang, dan dunia sekeliling saya dan dia seakan diam sejenak. Ada dua pertanyaan paling menyakitkan yang masih saya ingat sampai sekarang meski kejadiannya sudah lama. Pertama , pertanyaan 12 tahun lalu dari seseorang yang baru mengenal saya satu dua hari. Lantas di suatu malam gelap yang hanya bercahayakan lilin karena listrik padam, sebab tsunami baru saja beberapa hari menghampiri, pada malam itu dia bertanya pada saya setelah melihat saya begitu ceria dan kadang tertawa sesekali mena...

Selalu Ada Tuhan

Menulis itu candu, setidaknya itu yang sering saya alami dan khusus untuk tulisan lepas seperti ini. Namun lain halnya kalau tulisan ilmiah berat seperti skripsi, tesis, dan disertasi, saya paling anti. :D Setelah dua tulisan selesai, bahkan sudah jam segini, pikiran saya terus minta untuk ditumpahkan ide yang dimilikinya. Jadi, saya berdamai sajalah, toh saya menulis untuk menenangkan pikiran saya, bukan orang lain..hehehe Kali ini saya akan membahas tentang orang-orang jahat yang sombong. Kenapa saya menambah kata sombong? Bukankah jahat saja cukup jelas untuk mengatakan bahwa mereka tidak punya hati? Begini alasannya. Beberapa waktu yang lalu saya dijahati oleh Rangga .  ( Rangga, apa yang kamu lakukan ke saya itu..ja..hat! )  Plakk!! Tepok seRangga!! Soalnya saya bukan Cinta, jadi bukan Mas Rangga yang saya bicarakan. (Ini apa? Okesip, mulai ga fokus, tanda nulis tengah malam). Balik lagi, saya dijahati oleh seseorang yang tidak terpikirkan sebelumnya bahwa dia ...

Pengalaman Baru: Suddenly Called Guide

Setiap sabtu saya biasanya menghabiskan waktu di rumah bermalas-malasan di kasur lalu setiap jam 11 saya akan mengajar privat TOEFL. Sabtu ini agenda saya berubah karena sedang ada teman luar kota yang berkunjung ke Aceh. Jadilah waktu leyeh-leyeh saya berkurang dan menjemput teman tersebut untuk diajak berkeliling sebentar mencari oleh-oleh dan kuliner sebelum ke bandara. Yang uniknya adalah saat mencari oleh-oleh. Saya membawanya ke sebuah toko suvenir di Banda Aceh yang sering saya kunjungi karena harganya agak lebih murah dibandingkan toko lain di sekitarnya. Setelah si kawan hampir selesai belanja, pramuniaga toko bertanya pada saya seperti ini: "nyan tamu droen?" Apakah si kawan adalah tamu saya atau bukan. Karena malas menjelaskan, saya mengiyakan saja. Padahal kawan saya ke Aceh karena ada kegiatan dari kantornya dan saya hanya menemaninya saat-saat tertentu saja ketika saya luang. Saya kira pramuniaga toko bertanya seperti itu karena dia kesal dengan sikap tema...

Takdir Sedang Mengajakku Bercanda

Saat aku sudah tidak lagi se-semangat dulu mencari tau tentang sesuatu yang masih menjadi misteri sampai saat ini, tiba-tiba aku dihadapkan pada sebuah kejadian sederhana namun penuh makna. Baru saja setelah shalat Ashar di hari Jumat saat hujan sedang turun dengan lebat aku memunajatkan doa menyerahkan segala urusan pada-Nya lalu setelahnya aku sedikit rajin melantunkan ayat-ayatnya yang terangkum dalam surat ke-18 dalam al-Quran, aku langsung dihadapkan pada sebaris notifikasi yang membuatku tersenyum sendiri bahkan meningkatkan intensitas suaraku membaca ayat suci Ilahi. Tersenyum senang sekaligus tak tenang, sepertinya doaku barusan langsung menembus langit terijabah tanpa hijab. Tapi tentu saja jawaban doa itu tak sejelas 1+2, tetap saja punya rumus dan teka-teki yang masih harus diselesaikan. Apalagi kemudian notifikasi selanjutnya malah lebih membuatku semakin tak tahu berkata apa, dua hal dalam satu pembahasan, dua hal yang sama-sama sedang berada dalam pertimbangan. Langsu...

Tentang Pulang

Saat mengingat pulang, terkadang aku sudah tak sabar lagi menukarkan kertas A4 bertuliskan detil kepulanganku dengan boarding pass di konter maskapai berwarna ungu itu. Mungkin saja aku sudah mulai jengah dengan kehidupan negeri dongeng di sini, rasanya segalanya serba indah, mudah, dan nyaman. Tapi jauh di dalam hati ini, ada kehampaan yang terasa, tak lengkap tanpa orang tua, dan tanpa cinta. Mungkin itu alasanku kenapa ingin pulang. Sebaliknya, ada sisi lain dalam hati ini yang tak ingin kembali. Aku belum siap meninggalkan negara ini, masih banyak hal yang ingin kulakukan di sini, aku belum selesai dengan kota ini. Ditambah lagi rasa khawatir yang akhir-akhir ini tak pernah lagi pergi dan semakin bertambah saja. Khawatir tentang bagaimana aku harus beradaptasi lagi dengan reverse culture shock seperti cuaca, transportasi, currency, listrik, gempa, internet, tayangan televisi, politik negeri dan masih banyak lagi. Cemasku kian bertambah saat aku memikirkan tentang gelar master...

Kemiskinan, Korban Kejujuran yang Tergerus Zaman

Di pagi Minggu ini dek Ann mau share tentang "jujur". Adalah beberapa bulan yang lalu dek Ann mengunjungi sebuah kampung kecil di Jawa Timur dengan tujuan belajar. Pernah sekali sebelum masuk kelas dek Ann kelaparan karena belum sarapan, karena itu dek Ann berniat jajan. Beruntung ada seorang ibu yang berjualan dalam kawasan kursus itu. Pagi itu dek Ann jajanannya mie, jadi makan di tempat jualan itu, soalnya lucu juga kalo makan di kelas. Sambil menyantap sarapan ala anak kos itu dek Ann ajak ngobrol aja ibu yg jualan. Dari obrolan singkat itu dek Ann jadi tau kalo ibu2 ini sudah banyak makan asam garam gula jawa dan lain sebagainya di dunia perdagangan kecil-kecilan. Beliau sudah lama berjualan di situ. Tapi sangat disayangkan tentang fakta yg dek Ann temukan. Menurut sang ibu, dulu saat pertama berjualan beliau memang menjaga dagangannya, lambat laun beliau mencoba meletakkan saja dagangan tanpa dijaga. Tahun-tahun awal berhasil. Kantin "kejujuran" beliau ban...

Happy Birthday!

Berhubung besok adalah ulang tahunku yang ke-22, maka di tulisan kali ini aku akan sedikit mengulas beberapa bagian tentang ulang tahun. Salah satu hari spesial buat seseorang adalah hari ulang tahunnya, akan sangat membahagiakan jika orang-orang terdekat mengingat, tak lupa menyusun sepatah dua kata menjadi kalimat, dan tentunya akan sangat senang lagi kalau diberi sebuah kado apapun isinya, meski hanya sebatang coklat, karna setidaknya seseorang telah meluangkan waktunya untuk membeli kado itu, membungkusnya, dan menghadiahkannya dengan ikhlas untuk membahagiakan temannya. Namun terkadang, saat teman yang tidak terlalu dekat malah memberi kado sementara teman dekat cuma ucapan biasa, rasanya -bagiku- ada yang mengganjal. Senang sekaligus kecewa di saat yang sama, tapi karna hari ulang tahun ya tetap harus ceria, harus bersyukur apa adanya, dan harus ttap berfikir terbuka, ah mungkin saja teman dekat kita sedang terlalu sibuknya, atau mungkin doa tulus dari mereka setiap usa...