Posts

Showing posts from September, 2013

Kenapa cuma ISHOMA?

Pernah beberapa kali dek Ann mengikuti event sangat lokal, lokal, nasional, maupun internasional. Dari semua acara yang dek Ann ikuti, hampir semua memiliki pola yang sama, yaitu adanya break untuk makan siang, dan untuk menghargai yg muslim, kadang diberi tambahan waktu untuk shalat. Jadinya sering disingkat Ishoma. Istirahat-Sholat-Makan. By the way, enakan nyebut shalat daripada shalat. :D Mungkin dek Ann bisa paham jika event internasional hanya menyediakan waktu shalat dhuhur saja, sementara waktu ashar tidak karena mereka mungkin tidak mengerti atau tidak terlalu banyak muslim yang mengikutinya. Begitu juga dengan event nasional, meskipun negara ini mayoritasnya muslim, tapi ini bukan negara Islam, dek Ann masih bisa agak paham dengan situasi yg meniadakan break shalat Ashar dan melanjutkan acara hingga Maghrib tiba. Tapi tentu saja kita sebagai muslim jangan ikut2an skip shalat, karena apapun acaranya, siapapun yang sedang bicara, sepenting apapun materinya, shalat adalah hal t

Bait-bait Puisi dalam Prosa

Hitam nyaris tanpa cela Gelap tanpa cahaya Sesak tanpa udara Tak ada indera yang berfungsi sempurna Mata gagal menerima objek di depannya tanpa cahaya Telinga menyerah berusaha menangkap bunyi sebab ketiadaan udara Hidung? Jangankan merasakan bau, bernafas pun hampir putus asa Apa yang hendak kukecap jika begini keadaannya kata lidah Dan kulit sesekali mencoba mengindera dengan rabaan "Ada, ada seseorang yang lain di sana" lirih hati Dan otak mencoba menerka-nerka "Siapa kamu?" Lidah mencoba fungsinya untuk berkata Diam. Hening. Tidak ada jawaban "Tolong jawab dia! Setidaknya beritahu dimana posisimu! Agar aku bisa melangkah ke sana". Sambung Kaki Tak ada pita suara yg bergetar terdengar. Jelas saja. Berharap suara tanpa udara, berharap bunyi dalam sunyi. Mana ada. Asa pun bersiap melayang terbang jika kemudian ia tidak ditahan oleh sebentuk pesan telepati: " Tunggulah sebentar lagi. Tunggulah hingga pagi tiba dengan mataharinya. Bersa

Balada Setelah Sarjana

Semalam dek Ann banyak ngetweet tentang pilihan setelah lulus sarjana.. Karena nulisnya via blogger mobile apk, maka dek Ann copas aja dr akun twitter, so bagi yang mau baca.. Dari bawah ke atas ya kalo ga mau bingung.. Selamat membaca.. Semoga ada manfaatnya :) 14. Intinya, kita punya hak memilih, ini hidup kita lo, selama pilihan itu BAIK, walaupun berbeda, go for it! 13. Mungkin bijaknya kita nerima setiap "komentar" itu, anggap saran lalu saring, berfikir, jika cocok maka sesuaikan, jika tdak lnjut jalan 12. Beda dikit aja udah banyak aja yg komentar, apalagi beda banyak, kayak diserang satu dunia euy. :D *yang ini agak lebay* 11. Akan ada selalu orang yg ga suka atau komentar sesukanya bahkan saat sikap kita masih ikut kebiasaan, apalagi kalo udah beda. 10. Hmm, kadang memang cuma bisa tutup telinga dan senyum saja saat menghadapi itu semua. Abis mau gmn lagi..dijelasin juga buang2 energi 9. Memangnya selalu nurut kata orang yang ga tau keadaan kita sebenarnya it

Kisah Ayah

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Begitulah kurang lebih bunyi peribahasa yang sempat dek Ann pelajari semasa Madrasah Ibtidaiyah dulu. Artinya adalah, ketika kita telah tiada, akan ada kenangan yang kita tinggalkan. Kenangan itu adalah kesan dari orang2 yang pernah berinteraksi dengan kita; hanya ada dua kesan, baik atau buruk. Dek Ann tidak akan panjang lebar menjelaskannya. Yang ingin dek Ann bagi adalah tentang sebuah kesan yg tinggal dalam ingatan keluarga besar mamak tentang ayah yang udah meninggalkan kami sejak akhir 2004 silam. Alhamdulillaah, ayah orang yang ramah semasa hidupnya. Menurut saudara2 dek Ann dari pihak mamak, dan yang dek Ann rasakan sendiri, ayah adalah orang yang tidak segan bercanda, kebanyakan melalui cerita-cerita beliau yang mengundang tawa. Ya, ayah sangat suka bercerita, cerita-cerita beliau selalu penuh warna, jenaka, dan kadang penuh hikmah. Entah cerita itu benar atau tidak, ayah selalu membuat suasana nyaman dengan c

Diundang Acara Pelepasan Jamaah Haji, Bawa Apa?

Beberapa hari belakangan, televisi dan media pemberitaan lainnya banyak menayangkan soal jamaah  haji. Jika punya teman dekat yg akan berangkat, tentu beberapa dari kalian sudah diundang untuk acara pelepasan jamaah haji. Dek Ann salah satunya. Dek Ann punya teman dekat di MTsN dulu, namanya Ina. Di usianya yang baru saja mencapai 23 her age (vickynisasi), dia akan segera menyempurnakan rukun Islam yang kelima itu. Sudah menjadi kebiasaan di Aceh, sebelum berangkat menuju tanah suci, beberapa keluarga membuat acara pelepasan dimana kita bisa menyambung lagi silaturrahmi dngan kerabat dan sahabat dekat sembari saling memaafkan. Hari ini, dek Ann akan menuju rumah Ina. Namun ternyata selaku wanita yang masih muda imut2 dan kurang pengalaman, bingung juga nih mau bawa apa. Soalnya kalo ada kenduri gitu biasanya kita bawa semacam buah tangan utk pemilik rumah. Ting! Akhirnya dek Ann nge-sms mamaknya. Kata mamak dek Ann ada dua tipe silaturrahmi utk pelepasan jamaah haji, pertama si pemi

Mau Dibawa kemana 50 Ribunya?

Adalah teman saya sebut saja namanya Nanda.. Dia pernah meminjam sejumlah uang dari saya dan ketika mengembalikannya dia melebihkan 50 ribu rupiah.. Eits, ini bukan riba bukan pula hadiah, soalnya kelebihan itu bukan buat saya, melainkan diminta untuk mentraktir adik saya. Sudah beberapa hari saya bingung memikirkan traktiran apa yang paling bagus untuk adik saya. Saya tidak mau hanya traktiran biasa, setidaknya adalah kesan yang lebih bermanfaat. Sempat terfikir untuk membeli makanan kesukaannya sekaligus sebuah buku cerita. Tapi kok kayaknya saya belum punya waktu untuk keliling toko buku. Hasil jalan-jalan ke bazar kemarin juga ga nemu buku yang menarik untuk bocah seusia dia. Akhirnya kemarin malam, saya nanya ke adik, "Dek, kalo tiba2 dikasih uang 50rb, mau dipake buat apa?" Saya pinginnya dia bisa kritis dan berfikir cerdas. Mulanya dia jawab untuk disimpan dan jawaban2 lain yg agak umum dan kurang memuaskan saya sebagai juri (loh,ini lomba apa giveaway atau gimana s

So what?!

Pertemuan itu? So what?! Kelebihan-kelebihan itu? So what?! Kebetulan-kebetulan itu? So what?! Kenangan dari kisah-kisah itu? So what?! Tanda-tanda semesta? So what?! Klub bola 7 huruf itu? So what?! Tes kemampuan bahasa itu? So what?! Warna cerah itu? So what?! Mantra ajaib itu? So what?! Sekresi air mata yg dulu itu? So what?! Lantunan doa itu? So what?! Foto-foto itu? So what?! Tweet-tweet itu? So what?! Pesan-pesan itu? So what?! E-mail2 itu? So what?! Negara yang sama itu? So what?! Passion yg sama itu? So what?! Film-film itu? So what?! Buku-buku itu? So what?! So what?! I am stronger! So what?! I dont care anymore! So what?! I am tired! So what?! I think it's enough! So what?! Live your own life! So what?! It doesnt work anymore! So what?! I'll smile happily! So what?! It just a part of a scene, not a whole story! So what?! What ever will be, will be! Lalalalala...

Secangkir Kopi Panas

Tadi sore dek Ann ngunjungin cecek yang sedang sakit walopun sebenarnya diri sendiri belum begitu sembuh. Juga abang di rumah masih sakit. Tapi ya namanya juga sodara, mumpung dekat dan lumayan kuat, baiknya dijenguk :) Yang ingin dek Ann cerita kali ini bukanlah tentang sakit. Tetapi kayak judul, kopi panas. Di Aceh kita punya kebiasaan untuk memuliakan tamu dengan menyuguhkan segelas kopi panas. Memang beneran panas sehingga minumnya pun pelan-pelan. Kayak tadi, pas di rumah cecek, dibikinin kopi panas sama istri beliau, walhasil lebih lama lagi disana. Yup, itulah filosofi dari segelas kopi panas yang bisa dek Ann tangkap (emang bola *abaikan). Kopi disajikan panas melambangkan pemilik rumah senang untuk didatangi tamu tersebut sehingga ia ingin tamunya menghabiskan kopi pelan-pelan agar sang tamu bisa berlama-lama di rumahnya. Jarang sekali yang menyediakan adalah kopi hangat/dingin karena bisa berarti ingin tamunya segera menghabiskan kopi untuk kemudian pulang walaupun sebenarn

Mantra

Musim telah berganti Burung-burung pun sudah bermigrasi Banyak janji sudah terpenuhi Banyak pula cinta yang bersemi Namun ku masih saja di sini Duduk diam dan menanti Meski hasrat ingin tau tak bisa dipungkiri Tetap saja lidah kelu terkunci malu Sesekali cemas datang mengusik kalbu Hingga kadang mengusik ketenangan neuron di otak untuk menebak-nebak Dan seperti sebuah siklus, Ini hanya akan terus berulang jika tak pernah diputus. Sebuah mantra telah sukses menyihirku Berada dalam perasaan tak menentu Menunggu datangnya waktu Dimana semua kan jadi masa lalu.

Sadar Nulis Lagi

Malam ini kayak biasa hampir biasa-biasa aja kegiatan dek Ann. Adalah seseorang yang membuat malam ini nggak biasa. Sebut saja namanya Yuni. Dia wanita tangguh sedang berjuang di tanah Calang. Tadi selepas Isya aku WhatsApp-an sama dia. Obrolan kami ringan-ringan aja sebenarnya kayak snack-snack yg dijual di supermarket yang kebanyakan angin daripada isinya. Kayak nanya kabar, sharing2, ampe akhirnya bahas kegiatan untuk isi waktu luang yang kosong. Kak Yun, sapaanku nomor 2 untuk Yuni, ternyata sudah aktif menulis lagi sekarang. Tulisannya singkat dan bahasanya mudah dicerna usus, eh dicerna otak (sejak kapan otak punya sistem pencernaan *abaikan*). Isinya tentang kehidupan kak Yun selama 2013. Lucu-lucu seru bacanya. Akhirnya aku pun tersadar selama ni nulis cuma niat2 aja tapi ga pernah tersalurkan karena alasan yang diada-adakan. Padahal beberapa hari yang lalu juga baca tulisannya kek Jamil Azzaini yang kurang lebih nasihat beliau sama..nulis itu yg penting rutin dan ga perlu pan