Bait-bait Puisi dalam Prosa

Hitam nyaris tanpa cela
Gelap tanpa cahaya
Sesak tanpa udara
Tak ada indera yang berfungsi sempurna
Mata gagal menerima objek di depannya tanpa cahaya
Telinga menyerah berusaha menangkap bunyi sebab ketiadaan udara
Hidung? Jangankan merasakan bau, bernafas pun hampir putus asa
Apa yang hendak kukecap jika begini keadaannya kata lidah
Dan kulit sesekali mencoba mengindera dengan rabaan

"Ada, ada seseorang yang lain di sana" lirih hati
Dan otak mencoba menerka-nerka

"Siapa kamu?" Lidah mencoba fungsinya untuk berkata
Diam. Hening. Tidak ada jawaban

"Tolong jawab dia! Setidaknya beritahu dimana posisimu! Agar aku bisa melangkah ke sana". Sambung Kaki

Tak ada pita suara yg bergetar terdengar. Jelas saja. Berharap suara tanpa udara, berharap bunyi dalam sunyi. Mana ada.

Asa pun bersiap melayang terbang jika kemudian ia tidak ditahan oleh sebentuk pesan telepati:

"Tunggulah sebentar lagi. Tunggulah hingga pagi tiba dengan mataharinya. Bersabarlah dengan doa hingga akan ada udara yang menyapa kita."
"Tidak ada yang perlu diburu. Duduklah disitu. Kalau kamu lelah, pejam matamu dan mimpikan keindahan."
"Esok, aku sendiri yang akan membawamu keluar dari sini, sekarang aku sedang menyusun strategi."

Comments

Popular posts from this blog

Ngopi Penuh Sensasi

5 Langkah Mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba di Banda Aceh

Hari Pertama Kerja