Jomblo itu...

Barusan dek Ann chatting sama seorang teman. Intinya sih dia curhat tentang kegelisahan hatinya, tentang hafalan al-Qurannya dia yang udah pada terbang bersama bait-bait puisi cinta untuk yang disayang sebelum saatnya, tentang rasa syahdu bertemu Tuhan 5x sehari yang sudah tak dia rasakan seindah dulu semenjak memutuskan untuk menerima cinta yang belum saatnya itu. Well, dek Ann cukup mengerti keadaan itu, karena dulu dek Ann pun pernah khilaf untuk pacaran dan cukup lama bertahan karena dek Ann adalah tipikal cewek setia (eaaaa, promosiiii), padahal bertahan karena selalu mengabaikan hidayah untuk tidak pacaran.

Setelah putus, dek Ann mengalami beberapa fase, dimulai dari fase bahagia karena memang saat itu dek Ann dengan berbagai alasan menginginkan untuk putus. Dilanjutkan dengan fase kesepian, mulai kehilangan seseorang yang biasa diajak berbagi cerita setiap harinya apalagi jika ada kejadian penting atau pingin curhat banget tapi udah ga ada lagi seseorang senyaman mantan untuk bercerita (preettt).

Seiring waktu berjalan, akhirnya udah biasa dengan keadaan yang menjunjung tinggi independensi itu, bahkan sudah tidak peduli lagi meski untuk mencapai tahap ini dibutuhkan waktu cukup lama dan kadang sesekali kembali ke fase dua tapi biasanya cuma sekilas aja. Namun, namanya hidup di negeri yang pada ga cukup sibuk sama urusan sendiri, akhirnya mulai lah merasakan ke-ngenes-an menyandang status jomblo. Gimana kagak, ga di fb, ga di instagram, ga di twitter, path, bbm, semua sosial media pada ngebully jomblo. Setiap hari buka mata buka sosmed sarapannya itu-itu mulu, ya lama kelamaan kesinggung juga, kepikiran juga, dan mengingat usia yang katanya nyaris tidak muda lagi, maka selaku jomblo, dek Ann pun mulai galau ditambah bumbu-bumbu undangan nikahan teman yang kian hari kian banyak saja.

Rasanya nge-jomblo itu adalah keanehan, hal yang tidak wajar, mungkin suatu saat akan dianggap alien. Rasanya pacaran itu solusi tepat biar ga kesepian, jawaban dari semua permasalahan kehidupan, dan pembawa kebahagiaan. Ya, itu cuma rasanya. Padahal nih kalau dek Ann boleh bilang, jomblo itu adalah status kemuliaan, kemuliaanmu di hadapan Tuhan, kemuliaanmu menjaga kesucian untuk seseorang yang memang ditakdirkan denganmu suatu saat nanti.

Bersyukurlah menjadi jomblo, karena saat galau luar biasa, sajadah lah yang kau cari bukan pundak yang belum jelas milik siapa yang kau datangi. Bersyukurlah menjadi jomblo karena dengan status demikian kamu lebih nikmat beribadah kepada Tuhan tanpa ada beban. Bersyukurlah menjadi jomblo karena masih banyak orang pacaran di luar sana yang pingin banget ngejomblo lagi namun susah karena rasa "gak enakan". Bersyukurlah menjadi jomblo karena jodoh terbaik dari Tuhan akan datang padamu tanpa ada pacar sebagai penghalang jalan.

Berbahagialah menjadi jomblo karena dengan jomblo kita merdeka menyimpan rasa kepada siapa saja tanpa harus merasa telah mendua (aduh, yang ini jangan ditiru sebenarnya karena menyimpan rasa dalam diam itu ujung-ujungnya ngenes, simpan rasanya untuk suami aja). Berbahagialah menjadi jomblo karena dengan begitu kita lebih bebas memilih tanpa harus menebar perih. Berbahagialah menjadi jomblo karena tak ada drama yang harus diulang setiap harinya. Berbahagialah menjadi jomblo yang bebas kemana saja, berteman dengan siapa saja, dan punya banyak waktu untuk berkarya.
Hidup Jombloooo!!!

Pasangan terbaik itu selalu datang di saat yang tepat. Saat yang tepat itu gak selalu cepat. Gak usah diburu toh nanti juga ketemu.
Pasangan terbaik itu udah ditentukan Tuhan, udah ada dari sejak kita di kandungan jadi ga perlu dicari dengan cara pacaran.

Salah satu cara terbaik untuk mensyukuri status jomblo adalah dengan tetap berstatus jomblo (Ana, 2015)
Jomblo-lah sampai ada jomblo lain yang mengajakmu mengakhiri masa kejombloan kalian dengan menikah! (Ana, 2015)
 Salam Jomblo!!!

Comments

  1. Setelah banyak kesalahan yang kita perbuat, Allah masih saja tetap dengan sifatnya yang Maha Mengampuni. Bahkan Allah akan menambahkan cintaNya, sebab Allah mencintai orang-orang yang bertaubat. Insya Allah.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ngopi Penuh Sensasi

5 Langkah Mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba di Banda Aceh

Hari Pertama Kerja