Kecendrungan Jalan Hidup

Saat kita ditakdirkan untuk hidup maka saat itu pula Allah telah mempersiapkan jalan yang harus kita lewati dalam hidup ini, jalan yang tak akan pernah sama satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan jalan hidup dek Ann, pasti berbeda dengan kalian. Ada satu hal yang baru dek Ann sadari beberapa waktu lalu tentang ini.

Tentang keinginan dan kebutuhan. Ada sebuah trend yang berulang dalam kehidupan dek Ann. Saat dek Ann menginginkan sesuatu, sangat menginginkannya, maka seringnya dek Ann tak akan mendapatkannya saat itu. Lalu apakah dengan begitu Allah mengabaikan keinginan dek Ann? Jawabannya tidak. Allah ternyata ingin menguji kesabaran dek Ann. Mungkin Allah senang dengan Mendengar doa-doa dek Ann sampai kadang sebagai manusia dek Ann bosan dan memutuskan untuk tidak lagi meminta keinginan itu dalam doa karena mengira mungkin bukan itu yang terbaik buat dek Ann. Sehingga suatu ketika di waktu yang sudah sangat lama berlalu sejak dek Ann berhenti berdoa, Allah memberikan semuanya, keinginan dek Ann dahulu diberikan saat menurut dek Ann sudah tidak menginginkannya lagi, dek Ann udah nggak selera lagi istilah gaulnya. Tapi ya karena dek Ann pernah menginginkannya, dek Ann terima saja, meski dengan rasa yang biasa saja.

Tapi, ternyata dek Ann salah, Allah memberikan keinginan dek Ann dengan balutan kado yang lebih indah lagi, keinginan yang berbalutkan kebutuhan. Dek Ann saja yang tak menyadarinya. Ternyata keinginan dek Ann memang lebih baik diberikan saat dek Ann membutuhkannya. Atau memang di saat yang terbaik saat dek Ann siap, saat segalanya tidak akan membuat dek Ann kerepotan menerima keinginan itu. Atau terkadang malah memang diganti dengan sesuatu yang jauh lebih baik jika dek Ann melihat kembali segalanya dengan jernih. Namun sebagai manusia, dek Ann tidak bisa serta merta melihat itu, malah kadang mengeluh bukan bersyukur.

Dulu, sewaktu di MIN, dek Ann ingin sekali punya sepeda. Dek Ann selalu juara kelas dan selalu minta dibelikan sepeda, tapi tak pernah dibelikan. Dek Ann sedih sekali, bahkan teman dek Ann yang tak juara kelas diberikan hadiah jalan-jalan ke luar kota oleh orang tuanya, sementara dek Ann hanya minta sepeda yang tidak seberapa mana dan masih mampu dibelikan orang tua dek Ann. Sampai dek Ann juara kelas lagi dan tak pernah meminta apa-apa lagi. Baru ketika dek Ann sudah kelas 6, dek Ann punya sepeda. Senang tapi tak sesenang jika dibelikan dari dulu. Namun sekarang dek Ann tau kalau dek Ann terlalu cepat dibelikan sepeda, maka dek Ann mungkin akan bandel soalnya kelayapan mulu sejak punya sepeda, kan repot kalau dari kecil udah bandel, hehehe...

Begitu juga dengan kisah celana jeans. Saat itu dek Ann sudah lebih sedikit besar, sudah bersekolah di MTsN. Sudah jadi ABG tanggung istilahnya. Saat itu teman-teman dek Ann udah banyak yang pake jeans, jadi dek Ann pun ingin punya. Tapi seperti biasa, tak dibelikan dengan berbagai macam alasan, semakin dek Ann minta semakin tak ada hasilnya sampai dek Ann lelah dan tak terfikir lagi untuk punya celana jeans. Sampai suatu ketika, mama pulang dari pasar dan menghadiahi dek Ann celana jeans, dek Ann pun mencoba terlihat senang. Mungkin ada baiknya memang dek Ann dihadiahi celana jeans agak lama, karena jika terlalu dini pake celana jeans mungkin dek Ann ga akan kenal dengan rok dan celana bahan dan bisa jadi akan susah beradaptasi dengan kehidupan penjara suci Modal Bangsa, hehehe...

Dua cerita di atas memang tidak terlalu signifikan hikmahnya, ya karena keinginan dek Ann sebagai anak kecil saat itu masih sangat sepele, ingin punya sepeda dan celana jeans, namun yang dek Ann ingin sampaikan adalah bahwa dek Ann harus cukup bersabar sampai bosan untuk mendapatkan hal-hal yang sangat dek Ann inginkan.

Lain lagi saat dek Ann sudah sedikit dewasa. Maka permasalahannya mulai berbeda, konflik yang muncul pun lebih kompleks, karena keinginan dek Ann pun sudah mulai menyangkut masa depan.

Saat hendak lulus SMA, dek Ann harus memilih universitas. Sebagai salah satu siswa SMA bergengsi di Aceh saat itu, so pasti cita-cita dek Ann agak tinggi, pingin kuliah di UI. Undangan untuk berkuliah di UI pun dek Ann terima, hanya tinggal mengisi formulir aplikasinya saja. Tapi tentu saja jika lulus, dek Ann harus kuliah di sana karena konsekuensi dari dek Ann tidak berkuliah di sana adalah pengurangan jatah undangan tahun depan yang dikirim ke sekolah. Orang tua mengizinkan dek Ann mengisi formulir tapi jika lulus tetap harus kuliah di Aceh. Saat itu konflik batin cukup mengisi hari-hari dek Ann. Sampai akhirnya dek Ann melepas undangan itu begitu saja, menunggu undangan dari Unsyiah saja. Ternyata drama tangis menangis itu harus berlanjut, karena dek Ann memilih jurusan yang menurut orang tua dek Ann tidak cocok bagi dek Ann sebagai seorang cewek, nanti bakal kurang tidur, belum lagi dek Ann suka nge-drop kalau udah kecapean, yah intinya nggak boleh. Sebenarnya siapa sih yang kuliah? Begitu fikiran dek Ann saat itu. Namun, lagi-lagi dek Ann dengan berat hati meninggalkan jurusan kesayangan.

Hingga singkat cerita dek Ann kuliah di Fakultas Ekonomi Akuntansi Unsyiah. Sebuah keputusan hidup yang pada awalnya dek Ann jalani sebisa dek Ann dengan tidak terlalu bersemangat. Namun ternyata, dengan berkuliah di Ekonomi Akuntansi Unsyiah lah banyak kesempatan terbuka lebar untuk dek Ann. Banyak rejeki datang silih berganti tak berhenti kadang begitu tiba-tiba setiba-tiba sedang makan bakso eh masuk sms diajakin ke pulau jawa gratis. Banyak sekali kesempatan yang memberi angin segar untuk jiwa travelling dek Ann, mulai dari Medan, Bandung, Semarang, Surabaya, Palu, hingga Jepang dek Ann singgahi dengan berbekal status mahasiswi ekonomi akuntansi Unsyiah Aceh. Hal yang belum tentu dek Ann dapatkan jika kuliah di UI mengabaikan saran orang tua dulu.

Lain lagi saat ingin melanjutkan kuliah s2. Kali ini tidak ada lagi masalah dengan orang tua. Dukungan full untuk kuliah lagi, bahkan mamak tidak pernah mengacaukan pikiran dek Ann dengan pertanyaan kapan menikah seperti yang orang lain sering tanyakan. I love you full mak! Mulai dari menuntut ilmu ke negeri Pare, sampe tidak melamar pekerjaan pun orang tua masih mendukung (di tahun pertama sih).

Masuk tahun kedua, mulai deh galau dan bingung tak tentu arah. Dek Ann yang lulusan dengan nilai lumayan bagus ini, masih berstatus pengacara (pengangguran banyak acara). Duit tabungan pun mulai menipis, minta jajan sama mamak ga enak donk. Akhirnya sempat tergoda lamar kerjaan di Jakarta, sempat rengek-rengek minta ijin sama mamak juga, namun memang rejeki dek Ann bukan di kerjaan, ada saja halangan yang menyebabkan dek Ann gagal melamar kerja. Sampai akhirnya balik ke Aceh dan mamak menyarankan (sedikit memaksa) mendaftar s2 di Unsyiah, sesuatu yang selama ini terus dek Ann hindari karena cita-cita dek Ann yang ketinggian. Tapi, akhirnya dek Ann penuhi juga dengan setengah hati. Karena dek Ann saat itu sudah sangat lelah selama hampir dua tahun sudah tak tentu arah. Mungkin dengan dek Ann kuliah di Unsyiah, dengan nurutin kata orang tua, akan ada kesempatan lain yang terbuka, jumpa jodoh misalnya, ahahaha.

Menyerah bukan berarti harapan sudah tak ada. Dengan sisa-sisa harapan yang sudah tak jelas lagi bentuknya, dek Ann tetap ikut tes IELTS, tetap berdoa, tetap berharap bisa mendapatkan beasiswa, tetap mendaftar kampus di UK meski ada syarat yang kurang lengkap. Harapan itu ternyata dikabulkan Allah tepat saat takbir hari raya berkumandang. Conditional Offer dek Ann dapatkan dilanjutkan dengan kemudahan-kemudahan lainnya hingga dek Ann sekarang sudah di sini.

Memang sudah sangat terlambat rasanya, nyaris beberapa minggu lagi akan terhitung dua tahun sejak kelulusan s1 dek Ann, barulah dek Ann resmi menjadi mahasiswa lagi. Namun hikmahnya sangat luar biasa dek Ann rasakan, dalam dua tahun itu dek Ann banyak mengenal orang-orang baru yang memberi pelajaran tersendiri dalam hidup dek Ann, punya pengalaman backpacker ke Bali dan Lombok, bisa liburan ke Penang bareng keluarga,  dek Ann sempat jalan-jalan gratis ke Kalimantan setelah sempat kecewa cuma dapat runner up di suatu ajang duta-dutaan, dan hikmah tidak lulus suatu program exchange adalah tidak perlu susah-susah galau memikirkan terbenturnya jadwal dengan keberangkatan kuliah di UK.

Memang bukan di universitas yang dek Ann dambakan. Hanyalah universitas di kota kecil Salford, yang teman-teman dek Ann masih seringkali salah menyebutnya sebagai Stanford. Namun hikmahnya adalah, ternyata University of Salford adalah universitas yang paling cocok gaya belajarnya dengan jiwa travelling dek Ann (teuteup); yang punya akomodasi super keren Castle Irwell Student Village dimana setiap kawan di UK yang berkunjung selalu terpana dengan keindahan alamnya; yang memberikan fleksibilitas kepada mahasiswanya untuk memilih di semester 3; yang mendapat penghargaan Business School of The Year 2014; yang punya bus gratis dan bisa kuliah di tempat kece MediaCity UK; yang kasi dek Ann kawan-kawan seperjuangan yang baik di grup UK Gura-Gura; dan pasti masih banyak lagi hikmah ke depannya dan hikmah-hikmah lainnya yang tak mampu ditangkap oleh kasat mata dek Ann.

Pelajaran lainnya adalah dalam keadaan apapun, Allah tak pernah memutuskan rejeki kita. Saat kita sedang menuju suatu hal yang belum kita dapatkan namun sangat kita inginkan saat itu juga, Allah menggantinya dengan rejeki yang lain lebih dahulu tanpa mengurangi rejeki yang akan kita terima nantinya saat hal yang kita inginkan itu terwujud, bahkan bisa jadi ditambah jika kita pandai berterimakasih.

Dan begitulah trend hidup dek Ann dari kecil yang dek Ann pelajari, kadang keinginan dek Ann datang terlalu cepat sebelum saatnya dibutuhkan. Jadinya dek Ann harus "bersabar sampe bosan" dulu baru dapat. Dek Ann sudah belajar, jadi dek Ann harus secepatnya bosan sama satu keinginan dek Ann saat ini, biar nanti cepat dapat juga, ahahaha.... Enggak ding, maksudnya ya sabar lah dalam menanti waktu yang tepat sehingga keinginan itu datang lengkap dengan balutan hikmah yang indah. Eniwei, keinginan apakah itu? Ahahaha, I know you know, gak usah diperjelas ya! :D

Whoaaaa... panjang juga tulisan kali ini, capek juga ngetiknya. Hehehe, semoga bermanfaat aja lah ya!



Comments

Popular posts from this blog

Ngopi Penuh Sensasi

5 Langkah Mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba di Banda Aceh

Hari Pertama Kerja