Menantu Idaman

Disclaimer: Ini adalah tulisan dek Ann yang baru saja selesai ujian, jadi jangan dibawa serius kali lah, maklum masi ada sisa-sisa kepuyengan exam, kalaupun mau diseriusin ke wali dek Ann aja #eh (tuh kan geje)
Well well, menantu idaman adalah topik hot sepanjang zaman. Sejak dek Ann kuliah banyak banget koran nyebut menantu idaman adalah sarjana ekonomi akuntansi, headline lain yang senada di koran lain adalah menantu idaman itu calon master accounting and finance. Percaya deh sama dek Ann, percaya kalau dek Ann lagi menipu kalian. Hehehe.. Anyway, soal headline koran itu memang ada, tapi koran boongan dan setelah kata menantu idaman itu silakan ganti sesuai selera yang ngeshare di sosmed. Begitulah kira-kira.
Tapi nih kalau dipikir-pikir lagi sebenarnya kenapa harus menantu idaman ya? Emangnya yang nikah siapa sih, mertuanya atau anaknya? Hihihihi. Tapi ya begitulah nasib perawan dan perjaka masa kini meski tak lagi di jaman Siti Nurbaya, tetap aja harus menghormati orang tua yang udah ngebesarin kita sampai bila-bila. Nah kalau yang ini dek Ann nggak tipu-tipu loh ya.
Berbicara soal mantu idaman, dek Ann sendiri belum pernah bertanya harus seorang sarjana apakah calon suami dek Ann..hahaha..maksudnya belum nanya benar-benar seperti apa sih kriteria mantu idaman mamak tercinta. Palingan sih dengar-dengar gitu aja pas tiba-tiba topiknya nyerempet dikit ke situ. Kalo syarat mutlaknya sih pastinya harus Islam dan shalat 5 waktu, plus pria tulen pastinya. Ada lagi sih yang pernah disebut-sebut mamak misalnya tentang preferences nya beliau mengenai rentang usia, dan rentang jarak kita berdua, caelaaa..tapi itu bukan syarat mutlak sih, so ga perlu dibahas juga kali ya.
Jadi begitulah kira-kira syarat administrasi kalau mau mendaftarkan diri jadi calon mantu mamak, tapi tetap ada tahap seleksi dan syarat berikutnya dari tim juri lainnya. Namanya aja nyari seseorang yg mau mendampingi hidup anaknya seumur hidup, ya mesti hati-hati. Seleksi jadi PNS aja banyak syaratnya, beli baju aja kadang banyak mikirnya, masa untuk yang satu ini sepele aja.
Tadi juga dek Ann sempat membaca sebuah postingan tentang hal yang lumayan berkaitan dengan hal ini. Intinya adalah do not marry expectation. Jika memang ada kepribadian atau sesuatu yang memang tidak kita bisa terima dari seseorang, jangan pernah berharap setelah menikah seseorang mungkin akan berubah. Menikah itu mungkin sama dengan memutuskan untuk memilih seseorang dengan segala kelebihan dan kekurangannya saat ini, lengkap dengan kemungkinan masalah yang akan kita hadapi, sanggup atau tidak kita bertoleransi. Kalau tidak ya jangan berekspektasi, kemungkinan seseorang merubah kepribadiannya kecil sekali apalagi setelah kita menjadi suami istri. Berubah jadi lebih baik ya alhamdulillah, kalau nggak ya kan musibah. Tapi jika dari awal hal yg itu bisa kita terima dan tak masalah dan tak ada harapan khusus hal itu akan berubah setelah menikah, maka ke depannya juga akan jadi mudah. Begitulah kira-kira hal yang dek Ann baca tadi.
Jadi kesimpulannya, menantu idaman itu kamu, iya kamu yang lagi senyum-senyum sendiri ga jelas setelah baca postingan ini. Kamu itu benar-benar menantu idaman seorang mertua di luar sana yang ingin kamu membahagiakan anaknya. Mertua itu bisa jadi mamak dek Ann, atau mamak2nya orang-orang single kece lainnya. Hehehehehe
Yeahh!!! Libur telah tiba!

Comments

  1. Replies
    1. Menantu idaman mertua qe kelak ndaaa... hihi.. happy 24 ya sayongs.. 😚

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ngopi Penuh Sensasi

5 Langkah Mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba di Banda Aceh

Hari Pertama Kerja