Sakit Hati, mbak?!

Hidup ini selalu saja menawarkan dua sisi, baik dan tidak. Begitu juga tentang orang-orang yang sikapnya membuat kita sakit hati. Kehadiran mereka dalam hidup kita seperti dua sisi mata uang; bisa membawa rahmat atau malah menjadi petaka. Tetapi semua kembali lagi pada pilihan kita, tidak ada hubungannya sama sekali dengan orang yang menyakiti.

Jika kita ingin mendapat pahala, tentu saja kita akan sabar dengan sikap mereka, malah tidak berniat membalas, atau bahkan sekedar berkeluh kesah kecuali pada Allah. Lebih dari itu, akan lebih baik jika kita mendoakan mereka agar bisa lebih peka dalam bergaul. Atau jika kita berani, langsung saja mengutarakan rasa hati agar saling memahami tanpa harus mencaci.

Sebaliknya, justru kita bisa membawa diri dalam petaka jika kita tergoda untuk menggosipkan sikap mereka dengan dalih tak suka dan membuat luka sehingga butuh teman lain untuk bercerita fakta. Belum lagi tentang prasangka buruk yang sebagian besarnya adalah dosa. Dan seterusnya.

Padahal, Allah telah mengingatkan hamba-Nya bahwa orang-orang yang menghina belum tentu lebih baik dari yang dihina; dan berkata ghibah adalah laksana memakan daging/bangkai manusia. Astaghfirullah.

Lalu bagaimana seharusnya? Mungkin salah satu cara menahan diri adalah dengan berpuasa dan mengingat bahwa kita juga tak luput dari dosa. Alangkah lebih indahnya kita juga belajar dari mereka bahwa kita juga harus hati-hati dalam bersikap; jangan sampai akhlak kita membuat orang lain sakit hati sehingga bisa menggoda yang sakit hati untuk melakukan hal yang kurang tepat.

Ditulis menjelang sahur sebagai refleksi diri agar lebih baik lagi.
02:17 Lancashire, North West

Comments

Popular posts from this blog

Ngopi Penuh Sensasi

5 Langkah Mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba di Banda Aceh

Hari Pertama Kerja