When I am Angry

Pernah suatu ketika beberapa hari yang lalu seorang bapak dengan rasa penasaran dalam kalimat beliau bertanya kepada saya: "Na, kamu gimana sih kalau marah?"
Sebenarnya itu bukan kali pertama saya menerima pertanyaan itu. Dan saya berharap ke depan juga masih ada orang-orang yang akan bertanya hal demikian. Karena saya ingin orang menganggap hidup saya baik-baik saja dengan segala keceriaan yang saya punya.

Kalau boleh saya menilai diri, saya ini orang yang introvert tapi kalau sudah dekat kalian bisa menganggap saya extrovert karena segala macam candaan, tawa, ceria dan keterbukaan saya akan kalian temui dalam tahap yang kedua itu. Mungkin akibat keunikan kepribadian yang saya miliki ini beberapa orang menjadi sedikit penasaran bagaimana reaksi saya saat marah.

Hmm... sebagai manusia biasa saya tentu juga pernah marah. Tetapi kadang hal-hal kecil yang mungkin besar di mata orang tidak membuat saya emosi dan mungkin hanya pada level kesal lalu membenci sikap itu bukan orangnya, atau jika orang yang sama mengulang hal yang sama, saya hanya bisa tertawa saja melihat tingkah laku mereka. Saya lebih memilih menghindari pertengkaran dengan tidak menunjukkan ketidaksukaan saya, toh besok lusa saya juga akan berdamai dengan kemarahan ini. Tapi, tentunya memaafkan bukan berarti melupakan apalagi saya perempuan. Hehehe

Lalu ketika ada hal-hal yang nyelekit di hati, mungkin hal kecil bagi orang lain tapi cukup besar bagi saya contohnya kejujuran saya tidak dipercaya oleh orang yang sudah lama berinteraksi dengan saya, saya akan sedih dan bisa marah jika ternyata orang tersebutlah yang pada awalnya meminta bantuan saya. Tapi, akhirnya ekspresi saya cuma diam saja ketika saya marah. Benar-benar diam. Atau mungkin berbicara seperlunya saja, pendek kata tanpa pembicaraan panjang lebar dengan kelakar sebagaimana saya biasanya.
Saya tidak mau berpura-pura baik-baik saja tapi juga tidak ingin menyakiti hati teman saya. Jadi, saya diam untuk sementara. Kadang saya juga tidur untuk meluapkan dan melupakan amarah. Dan itulah saya versi saya.


Comments

  1. cara yang terakhir: tidur. itu kynya cara paling ampuh buat kami :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuhuuu.. Maha Suci Allah menciptakan tidur sebagai kebiasaan manusia..sehingga dengannya kita bisa meredakan amarah, memaafkan yg tersalah ^^

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ngopi Penuh Sensasi

5 Langkah Mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba di Banda Aceh

Hari Pertama Kerja