Ketenangan Diri

Semakin kita bertambah usia, jika kita belajar dan peka, maka semakin bertambah pula kedewasaan kita. Meski tak jarang kedewasaan itu tak melulu soal usia. Tapi, pengalaman memang juga benar adalah sosok guru yang bijaksana jika kita mau berguru dan menempa diri dengannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Menjelang usia yang dibilang sudah tak lagi muda bahkan hampir kepala tiga, saya merasa banyak sekali pelajaran hidup yang membuat saya menjadi pribadi yang lebih tenang meski saya tau saya selalu punya kesempatan bertemu dengan serigala berbulu domba. Meski saya sudah pernah mengalami hal yang paling pahit soal kepercayaan, meski saya sudah pernah ditinggal begitu saja tanpa pemberitaan, meski saya pernah dijanjikan harapan-harapan tak pasti berulang kali, atau meski saya harus pergi meski saya telah berkorban sepenuh hati.

Saya tetap menjadi orang yang mudah percaya pada orang lain, saya tetap menjadi orang yang akan membantu seseorang yang pernah 'jahat' kepada saya, saya akan tetap setia kepada mereka yang kadang dengan teganya atau dengan tak sadarnya membuat saya terluka padahal kita sudah seperti saudara, saya akan tetap menjadi saya yang menurut teman dekat saya adalah orang yang 'terlalu' sabar, dan saya akan tetap tersenyum seperti biasa.

Tetapi, ada yang berubah. Saya belajar dan saya tau ada yang harus saya ubah tapi bukan sisi baik saya. Bukan berubah menjadi jahat dan tega. Yang saya ubah adalah batasannya. Saya akan terus berbuat baik sebisa saya selama kebaikan saya tidak merugikan saya, tidak mengganggu hidup masa depan saya. Jikapun orang lain telah dan sedang memanfaatkan kebaikan saya, atau bahkan berniat jahat, menipu, dan lainnya biarlah. Biarlah itu menjadi urusan dia dan Tuhan saja.

Satu hal yang membuat saya tenang adalah keyakinan saya yang bertambah kepada Allah setelah berbagai kejadian muncul dalam hidup saya. Saya meyakini dua hal yang menguatkan saya agar lebih tenang dan ringan dalam menjalani hidup:
1. Saya yakin Allah Maha Adil. Jikapun saya menjadi korban, Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya sendiri, akan ada saja bantuan, akan ada saja hikmah bagi saya dibalik semuanya apalagi jika saya mau lebih mendekati-Nya

2. Saya yakin orang yang jahat kepada saya pun tidak akan dibiarkan begitu saja sama Allah. Saya memaafkan tetapi biarlah Allah saja yang kemudian mengadili-Nya. Tidak usah saya berniat untuk balas dendam dan marah, buang-buang energi saja dan memaafkan itu  jauh lebih menenangkan.

Saya mau hidup tenang dan tidak mau menambah kerutan karena harus memikirkan orang-orang yang berpotensi jahat kepada saya, atau apa yang harus saya lakukan untuk membalas mereka, atau bagaimana saya harus lebih 'jahat' agar tidak mudah dimanfaatkan. Saya hanya mau hidup tenang karena masih banyak masalah saya lainnya yang menunggu untuk saya selesaikan baik itu untuk perbaikan diri maupun umat. Saya masih punya segudang impian yang belum saya capai, jadi biarlah tenaga dan pikiran saya terkuras ke sana. Bukan terkuras ke orang-orang yang malah berusaha merusaknya.

Saya tetap mau berusaha untuk menjadi orang baik meski terlihat polos dan bodoh atau bisa dibodohi, dimanfaatkan biarkanlah saja. Karena pada akhirnya apa yang saya lakukan bukanlah untuk mereka, tetapi untuk saya. Karena pada akhirnya semua yang saya lakukan adalah urusan saya dengan Allah. Doakan saya bisa istiqamah ya!

Comments

Popular posts from this blog

Ngopi Penuh Sensasi

5 Langkah Mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba di Banda Aceh

Hari Pertama Kerja