Maha Mendengar
Dulunya aku memang pernah bermimpi bahwa sebelum melanjutkan studi ke luar negeri, aku ingin menjadi agen Islam yang baik, bahkan jika bisa aku mampu menjadi inspirasi tersendiri bagi non-muslim sehingga mereka mempunyai ketertarikan terhadap Islam, atau merubah persepsi yang dulunya skeptis tentang Islam, lebih beruntung lagi jika nantinya ada yang kembali fitrah dalam keislaman. Sebuah cita-cita yang pernah menjadi list panjang doa-doaku selepas shalat namun kemudian menguap begitu saja.
Aku merasa saat menginjakkan kaki di sana, keinginanku agak sedikit susah tercapai, apalagi dengan berbagai macam adaptasi yang harus kusesuaikan hingga lama-kelamaan cita-cita mulia itu terkubur oleh kesibukan-kesibukan dunia. Aku tak lagi benar-benar berusaha membuat diri ini sedemikian rupa sehingga bisa menjadi contoh teladan yang baik, menjaga sikap, dan seterusnya. Aku hanya kemudian menjadi diri sendiri, diri yang kadang cukup terbuka dengan perubahan meski tetap kujaga garis batas tentang halal dan haram. Tidak pernah lagi terlintas untuk membuat-buat sikap yang sebenarnya bukan aku sekali, aku hanya terus menjadi diri sendiri saja, lengkap dengan kekurangan dan kelebihanku.
Namun siapa sangka, malah dengan sikap alami yang aku miliki, malah dengan pribadi asli yang tak coba kutopengi, malah dengan sikap terbaik versi diri sendiri ini ternyata Allah mengabulkan doa-doaku dulu. Aku lagi-lagi membuktikan bahwa Allah Maha Mendengar dan Mengabulkan doa-doa hamba-Nya dengan cara dan waktu yang terbaik. Siapa sangka, beberapa waktu lalu, teman se-flatku mengaku bahwa melalui diriku, somehow pandangannya tentang muslim menjadi lebih baik, aku tidak tahu entah sikapku yang bagaimana yang bisa mengubah pandangannya itu karena dia pun mengatakan somehow. Ya, dari pergaulan sehari-hari lah mungkin dia secara perlahan tanpa terasa telah merubah persepsinya tentang Islam, dan hal itu baru terasa baginya saat kami sudah tak lagi bersama. Aku lagi-lagi sangat bersyukur dan berharap semoga hidayah yang telah sampai padanya itu akan disambut baik oleh pintu hatinya.
Aku merasa saat menginjakkan kaki di sana, keinginanku agak sedikit susah tercapai, apalagi dengan berbagai macam adaptasi yang harus kusesuaikan hingga lama-kelamaan cita-cita mulia itu terkubur oleh kesibukan-kesibukan dunia. Aku tak lagi benar-benar berusaha membuat diri ini sedemikian rupa sehingga bisa menjadi contoh teladan yang baik, menjaga sikap, dan seterusnya. Aku hanya kemudian menjadi diri sendiri, diri yang kadang cukup terbuka dengan perubahan meski tetap kujaga garis batas tentang halal dan haram. Tidak pernah lagi terlintas untuk membuat-buat sikap yang sebenarnya bukan aku sekali, aku hanya terus menjadi diri sendiri saja, lengkap dengan kekurangan dan kelebihanku.
Namun siapa sangka, malah dengan sikap alami yang aku miliki, malah dengan pribadi asli yang tak coba kutopengi, malah dengan sikap terbaik versi diri sendiri ini ternyata Allah mengabulkan doa-doaku dulu. Aku lagi-lagi membuktikan bahwa Allah Maha Mendengar dan Mengabulkan doa-doa hamba-Nya dengan cara dan waktu yang terbaik. Siapa sangka, beberapa waktu lalu, teman se-flatku mengaku bahwa melalui diriku, somehow pandangannya tentang muslim menjadi lebih baik, aku tidak tahu entah sikapku yang bagaimana yang bisa mengubah pandangannya itu karena dia pun mengatakan somehow. Ya, dari pergaulan sehari-hari lah mungkin dia secara perlahan tanpa terasa telah merubah persepsinya tentang Islam, dan hal itu baru terasa baginya saat kami sudah tak lagi bersama. Aku lagi-lagi sangat bersyukur dan berharap semoga hidayah yang telah sampai padanya itu akan disambut baik oleh pintu hatinya.
Comments
Post a Comment