"My Mom" A Review

Kasih sayang yang luar biasa dari seorang ibu terhadap anaknya adalah suatu hal tak terbantahkan. Saat seorang anak sedih, maka ibunya lebih terluka. Saat ia telah berusaha memberikan yg terbaik kepada anaknya, kadang ia tetap merasa masih belum bisa memberi lebih. Lalu ia akan menjadi sangat kecewa kepada dirinya sendiri. Tak jarang ia meminta maaf atas hal2 yang demikian.

Begitu pula ayah, kadang kasih sayangnya tidak kelihatan hanya karena ia sibuk mencari nafkah, kadang cintanya kepada kita tidak diperlihatkan seperti yang ibu lakukan. Bahkan kadang kita merasa tak akan merasa rindu jika ia pergi, tak akan ada kenangan antara kita dan ayah. Dan ketika ayah telah tiada, semua pemahaman tadi salah, ayah ternyata sangat mencintai anak-anaknya dengan caranya sendiri, ada kenangan2  bersama ayah yang terukir indah, dan kita rindu akan ayah.

Begitulah kisah sederhana yang coba dikemas dalam sebuah film korea berjudul "My Mom a.k.a A Long Visit". Ceritanya ringan sekali namun sukses menyentuh hati. Mengingatkan kita kembali akan jasa orang tua yang tak sanggup kita balas.

Dalam film tersebut diceritakan seorang ibu yang ketika anaknya kecil selalu menyimpan 10 won dari uang belanjanya yang ternyata dipersiapkan untuk biaya kuliah anaknya kelak. Tak jarang ia harus  bertengkar ringan dengan penjual sayur di pasar dan membuat anaknya malu. Namun ia tetap tersenyum.

Pernah juga anaknya menolak ia mengunjungi sekolah saat pertemuan orang tua karena anaknya malu dengan pakaiannya. Ia tetap saja paham.

Sang ibu di film tersebut juga seringkali menahan saja dipukuli oleh suaminya saat mabuk. Sampai anaknya marah dan mengatakan kenapa ibu tidak bercerai saja dengan ayah. Namun sungguh mulia jawaban sang ibu, ia bertahan untuk anaknya. Ia tidak mau jika kelak bercerai maka anaknya akan kerepotan melakukan pekerjaan rumah sehingga tidak sempat belajar.

Begitu juga saat anaknya akan menikah dengan pemuda kaya. Mereka saling mencintai. Namun saat pertemuan keluarga, keluarga pemuda menghina anaknya, sang ibu berusaha menahan diri awalnya karena ia tidak ingin pernikahan itu batal. Namun saat hinaan tak kunjung berhenti, ia membela anaknya habis-habisan. Bahkan membatalkan pernikahan.
Saat pulang ke rumah, ia menyesal, ia mengutuk dirinya sendiri bahkan untuk menikah saja ia membuat anaknya susah. Anaknya sudah menenangkannya dengan mengatakan tak akan menikah dengan pemuda itu. Namun diam-diam sang ibu mengunjungi orang tua pemuda itu untuk meminta maaf dan memohon agar pernikahan tetap dilaksanakan. Sang ibu tidak ingin melihat kesedihan di mata anaknya karena tidak jadi menikah dengan pemuda yang dicintai dan mencintai dirinya.

Masih banyak hal menyentuh hati dek Ann saat menyaksikan film ini semalam. This movie is recommended one!

Comments

Popular posts from this blog

Ngopi Penuh Sensasi

5 Langkah Mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba di Banda Aceh

Hari Pertama Kerja